cover
Contact Name
Lalan Ramlan
Contact Email
lalan_ramlan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Seni Makalangan
ISSN : 23555033     EISSN : 27148920     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"" : 9 Documents clear
PROSES KREATIF GONDO DALAM PENCIPTAAN TARI SANCANG GUGAT Risa Nuriawati
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1799

Abstract

ABSTRAKTarian sancang gugat adalah tarian genre jaipongan yang diciptakan oleh kreator muda Agus Gandamanah (Gondo). Tarian ini merupakan tarian kreasi baru dengan adanya gerak kontemporer (gerak masa kini) serta dalam isi lirik tersebut menggambarkan keadaan masyarakat sunda masa kini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kreatif tari Sancang Gugat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan teori Proses Kreatif dari Graham Wallace yaitu tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Adapun hasil yang dicapai dari penelitian ini yaitu terungkapnya Proses kreatif dalam pembuatan karya tari sancang gugat yang menghasilkan temuan gerak-gerak ciri khas gaya gondo dalamtarian tersebut. Kata Kunci: Sancang Gugat, Proses Kreatif, Makna Simbolik. ABSTRACTGondo Creative Process In The Creation Of The Sancang Sugat Dance, December 2021. Sancang gugat dance is a jaipongan genre dance created by young creator Agus Gandamanah (Gondo). This dance is a new creation dance with the present movement and the contents of the lyrics describe the current state of Sundanese society. This study aims to describe the creative process of the sancang gugat dance. The method used in this research is descriptive qualitative with the Creative Process theory approach from Graham Wallace, namely the preparation, incubation, illumination, and verification The results achieved from this research are revealing the creative process in making The Sancang Gugat dance work which produces the symbolic meaning of the dance in the sancang gugat dance rhymes that describe the current state of Sundanese society. Keyword: Sancang Gugat, Creative Process, Symbolic Meaning.
PELUANG PEMBERDAYAAN POTENSI TARI DI DESA KARYASARI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Retno Dwimarwati; Yani Maemunah; Anzar Mustikowati
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1794

Abstract

ABSTRAKDesa menjadi primadona dalam implementasi Undang-undang Pe-majuan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan Kebudayaan berusaha membangun desa sebagai ujung tombak pemajuan kebudayaan. Desa merupakan pondasi jati diri bangsa, tempat asal peradaban, sekaligus lumbung keanekaragaman budaya, ilmu pengetahuan, kearifan, tradisi serta aneka sumber daya tak ternilai yang diwariskan turun temurun.  11 OPK Desa Karyasari memiliki peluang pemberdayaan masyarakat dalam bidang seni tari, karena dalam acara Festival Bedah Bugel terdapat 49 acara, terdiri dari arak-arakan, open ceremony, kaulinan barudak, tari, musik dan closing ceremony. Jumlah penampilan tari sebanyak 33 tarian. Pelaku tari mulai anak-anak usia 4 tahun, remaja, dewasa sampai orang tua, bahkan manula semua ikut menari. Selain itu, ada kesenian rudat yang hampir punah, karena pelakunya berumur 102 dan 87 tahun. Dalam festival, antusiasme dan partisipasi masyarakat sangat besar, ini menjadi modal penting dalam pemberdayaan masyarakat. Tujuan pemajuan kebudayaan desa dapat dicapai melalui pengembangan dan pemanfaatan potensi sumber daya manusia secara sistemik dan berkelanjutan. Kata Kunci: Primadona, Pemajuan Kebudayaan, Pemberdayaan Masyarakat, Tari, Partisipasi. ABSTRACTDance Potential Empowerment Opportunity In Karyasari Village, Cibalong District, Garut Regency, December 2021. The village is a primadonna of the law's implementation on culture furtherance. Ministery of Culture and Education of Indonesian efforts to building  villages as a significance program on culture furtherance.  The Village is the foundation of national identity, the home of Indonesian civilization, and the granaries of cultural diversity, science, prudence, traditions and priceless resources passed down through generations. The eleven  Culture Furtherance  Objek (OPK) in Karyasari village has an extremely high chance of empowerment of people, because on the BedahBugel Festival have 49 programs, including processions, open ceremony, barudak and closing ceremony. The number of dance performances is 33. It starts with 4 - year - old children, teenagers, adults, and even older people all join in the dance. Beyond that, the rule has been most exhaled as the perpetrators currently living between 102 and 87 years of age. The enormous enthusiasm and participation of society into critical capital for the empowerment of society. The goal of village culture's preparedness can be achieved through systematic and sustainable development and use of human resources potential. Keywords: Primadonna, Culture Furtherance, Social Empowerment, Dance, Participatory.
PRAKTIK RITUAL TARI TARAWANGSA PADA SAJIAN BENTUK GARAP “POHACI” (TEMBANG TUBUH PADI) Sari Mulyati; Lili Suparli
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1800

Abstract

ABSTRAKTari Tarawangsa lahir dari tradisi pola kehidupan bertani masyarakat Rancakalong. Kesenian ini berfungsi sebagai upacara ritual yang berhubungan dengan religiusitas untuk penghormatan atas Nyi Pohaci, sebagai Dewi Padi, dari ungkapan rasa syukur terhadap Sang Pencipta. Bentuk garap pertunjukan “Pohaci” menyajikan berbagai unsur yang terdapat dalam ritual Tarawangsa, seperti pembacaan bubuka oleh Saehu, adanya sesajen dan berbagai atribut ritual, musik Tarawangsa, hingga ibu-ibu penari yang mengenakan selendang warna warni khas penari Tarawangsa yang memiliki makna tersendiri. Tubuh Tarawangsa pada masyarakat Rancakalong menginspirasi konsep dari teater tubuh yang diusung dalam garap “Pohaci”.  Spirit Pohaci ini tidak terlepas dari rasa syukur atas keberkahan yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Garap pertunjukan “Pohaci” Tembang Tubuh Padi, memvisualisasikan ketubuhan Pohaci sebagai ibu bumi. Keikhlasan dan kemuliaannya terhadap Tuhan yang Maha Esa, member kehidupan bagi seluruh umat manusia. Kata Kunci: Tari Tarawangsa, Pohaci, Teater Tubuh. ABSTRACTPractice Of The Tarawangsa Dance Ritual In The Serving Of The "Pohaci" Garap (Tembang Body Rice), December 2021. Tarawangsa dance was born from agricultural life tradition of Rancakalong people. It functions as ceremonial ritual related to religiosity to honorNyiPohaci, as the goddess of rice, to express thankfulness to the Almighty God. "Pohaci" performance serves many elements that are present in Tarawangsa ritual, such as the reading of "bubuka" by "saehu", offerings and other ritual atributes, Tarawangsa music, also female dancers wearing colorful shawl that is unique to Tarawangsa with each individual meanings. Tarawangsa body in Rancakalong people inspiring the concept of body theatrical in "Pohaci" performance. The spirit of "Pohaci" can not be free from the value of thankfulness over the overflowing gifts from the Almighty God. "Pohaci” (TembangTubuhPadi) performance is visualizing the embodiment of Pohaci as the mother earth. Her sincerity and nobility to the Almighty God, gives life to all kind of humanity. Keywords: Tarawangsa Dance, Pohaci, Body Theatrical.  
PASIA MAIMBAU (SEBUAH EKSPRESI TENTANG KEPUNAHAN IKAN BILIH): VISUALISASI KERESAHAN ANAK NAGARI Erwin Mardiansyah; Monita Precillia
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1795

Abstract

ABSTRAKPasia Maimbau adalah sebuah ekspresi dalam karya tari yang berangkat dari fenomena punahnya ikan bilih sebagai dampak dari ekploitasi tanpa batas. Ikan bilih adalah ikan endemik yang hanya ditemukan dan menjadi populasi ikan terbesar di Danau Singkarak. Beberapa persoalan yang digali terkait dengan karya tari “Pasia Maimbau” (sebuah ekspresi tentang kepunahan ikan bilih) cara menafsirkan dan identifikasi karya. Pemaparan didasarkan pada data penyajian tari sebagai media eksplorasi data secara faktual. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, wawancara, dan juga sebagai partisipant observer. Penganalisisan data dilakukan dengan cara menginterpretasikan, sehingga menjadi bentuk sintesis yang merupakan kesatuan yang bermakna. Penafsiran digunakan metode interpretasi dan analisis garap. Pemaparan dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induktif. Hasil yang didapat adalah karya tari “Pasia Maimbau” (sebuah ekspresi tentang kepunahan ikan bilih) secara konsep mengungkap nilai-nilai atau pesan tentang bagaimana menjaga ekosistem lingkungan di seputaran danau Singkarak. Karya di bagi menjadi 4 bagian, setiap bagian karya ditampilkan disekitaran danau Singkarak. Kata Kunci: Pasia Maimbau, Ikan Bilih, Danau Singkarak. ABSTRACTPasia Maimbau (An Expression About The Extinction Of The Bilih Fish): Visualization Of Children's Anxiety, December 2021. “PasiaMaimbau” is an expression in a dance work that departs from the phenomenon of the extinction of bilih fish as a result of unlimited exploitation. Bilih fish are endemic fish that are only found and become the largest fish population in Lake Singkarak. Some of the issues explored are related to the dance work "Pasia Maimbau" (an expression of the extinction of the bilih fish) how to interpret and identify the work. The presentation is based on dance presentation data as a media for factual data exploration. Data was collected by means of literature study, interviews, and also as participant observer. Data analysis is done by interpreting, so that it becomes a form of synthesis which is a meaningful unit. Interpretation uses interpretation methods and working analysis. The presentation and conclusion were drawn using the inductive method. The results obtained are the dance work "PasiaMaimbau" (an expression of the extinction of the bilih fish) conceptually expressing values or messages about how to protect the environmental ecosystem around Lake Singkarak. The work is divided into 4 parts, each part of the work is displayed around Singkarak Lake. Keywords: Pasiamaimbau, Bilih Fish, Lake Singkarak. 
DANGIANG ING RASPATI GAYA PENYAJIAN TARI JAIPONGAN PUTRA Ramlan, Lalan; Jaja, Jaja
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1796

Abstract

ABSTRAKJaipongan sebagai sebuah genre tari yang sudah berkiprah lebih dari empatpuluh tahun mengisi dinamika perkembangan tari Sunda, nyaris dapat dikatakan sebagai genre tari putri karena begitu sulitnya menemukan sebuah repertoar tari putra. Di sisi lain secara lebih luas di lingkungan kehidupan sosial budaya masyarakat, tarian putra dapat dikatakan nyaris hilang dari aktivitas ‘panggungan’. Dengan demikian, maka penelitian ini merupakan jawaban konkrit bagi upaya pelestarian dan pengembangan salah satu jenis tarian putra dalam genre tari Jaipongan’ sebagai aset yang berharga milik masyarakat Sunda. Terkait dengan hal tersebut, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana mewujudkan bentuk karya tari dengan fokus pada berbagai unsur estetika yang terintegrasi secara unity dalam sebuah repertoar tari Jaipongan dengan judul “Dangiang Ing Raspati Gaya Penyajian Tari Jaipongan Putra”, dan bagaimana mengimplementasikannya kepada masyarakat. Untuk menjawab perihal tersebut, maka digunakan pendekatan teori estetika yang menjelaskan, bahwa “Semua benda atau peristiswa kesenian mengandung tiga aspek yang mendasar, yaitu; wujud (bentuk; form) dan sususunan (struktur; structure); Bobot terkait dengan suasana (mood), gagasan (idea), dan pesan (message); Penampilan (Penyajian; Performent). Merujuk pada teori tersebut, dalam proses pembentukannya digunakan metode deskriptif analisis dengan langkah-langkah meliputi tahap eksplorasi, improvisasi (evaluasi), dan komposisi. Adapun hasil yang dicapai adalah sebuah karya tari putra dalam garapan kelompok yang berpijak pada konstruksi Jaipongan dengan bentuk sajian baru yang bernafaskan karya tari kekinian. Kata Kunci: Dangiang Ing Raspari, Gaya Penyajian, Repertoar, dan Jaipongan. ABSTRACTDangiang Ing Raspati Presentation Style Of a male Jaipongan Dance, December 2021. Jaipongan as a dance genre that has been active for more than forty years has filled the dynamics of the development of Sundanese dance, it can almost be called a female dance genre because it is so difficult to find a male dance repertoire. On the other hand, more broadly in the socio-cultural environment of the community, the male dance can be said to have almost disappeared from 'Panggungan' activities. Thus, this research is a concrete answer for efforts to preserve and develop one type of male dance in the Jaipongan dance genre as a valuable asset belonging to the Sundanese people. Related to this, the problem is formulated as follows: How to realize the form of dance work with a focus on various aesthetic elements that are integrated in a unity in a Jaipongan dance repertoire with the title "Dangiang Ing RaspatiGaya Penyajian Tari Putra", and how to implement it to the community.To answer this question, an aesthetic theory approach is used which explains that “All art objects or events contain three basic aspects, namely; form and structure; Weight is related to idea,mood, and message; Presentation (Performent). The resultachieved are a male dance work in the work of a group that is based on the Jaipongan construction with a new form of presentation that breathes contemporary dance works. Keywords: Dangiang Ing Raspari, Presentation Style, Repertoire, and Jaipongan.
“PAGEBLUK” Subayono Subayono
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1797

Abstract

ABSTRAKPenelitian Karya seni berjudul Pagebluk bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang persoalan fenomena kehidupan di masyarakat yang lagi trending dua tahun terakhir yaitu Covid 19. Pandevi Covid 19 merupakan persoalan yang sangat krusial bagi bangsa Indonesia bahkan Dunia. Penyakit ini meluluhlantakan sendi-sendi kehidupan dalam segala bidang, di antaranya ekonomi, social dan proses belajar mengajar. Dalam karya tari ini, Penulis memfokuskan tentang persoalan atau kendala proses belajar mengajar yang dihadapi oleh Mahasiswa ISBI Bandung dikala Pandemi Covid menyerang Indonesia. Kendala- kendala seperti perubahan kuliah dari luring menjadi daring, tidak adanya kuota dan sinyal inilah yang akan diungkit dalam sebuah karya. Karya Pagebluk digarap dalam bentuk tari kelompok dengan tipe dramatik, dengan pendekatan tradisi inovasi, yang memadukan komposisi koreografi yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan teknik-tehnik digital. Selain hal tersebut, karya ini tidak dipentaskan di panggung proscenium tetapi dipentaskan di alam terbuka dengan landscape ruang terbuka. Berpijak dari hal tersebut, peneliti berusaha mencoba menggarap karya ini dengan mengeksplorasi gerak. Gerak-gerak tersebut berasal dari gerak-gerak sehari-hari, diberi curahan ruang, tenaga, dan waktu, sehingga gerak yang dilahirkan dapat memunculkan ilusi imajinasi yang luar biasa.  Jadi tidak hanya keterampilan fisik saja yang harus dikuasai tetapi non fisikpun harus dikuasai juga. Adapun hasil yang dicapai adalah sebuah karya dance film dengan memfokuskan pada kekuatan garap kinetik (gerak), kekuatan atraktif (spektekel) dan juga garap karawitan yang dapat mendukung suasana yang diinginkan. Kata Kunci:  Pagebluk, Eksplorasi, Dance Film. ABSTRACTPagebluk, December 2021. Research The work of art entitled Pagebluk aims to dig deeper into the issue of the phenomenon of life in society which is trending in the last two years, namely Covid 19. Pandevi Covid 19 is a very crucial issue for the Indonesian nation and even the world. This disease destroys the joints of life in all fields, including economic, social and teaching and learning processes. In this dance work, the author focuses on problems or obstacles in the teaching and learning process faced by ISBI Bandung students when the Covid Pandemic attacked Indonesia. Obstacles such as changing lectures from offline to online, the absence of quotas and signals will be brought up in a work. Pagebluk's work is done in the form of group dances with a dramatic type, with a tradition of innovation approach, which combines well-designed choreographic compositions with digital techniques. Apart from that, this work is not performed on the proscenium stage but is performed in the open with an open space landscape. Based on this, the researchers tried to work on this work by exploring motion. These movements come from everyday movements, given the outpouring of space, energy, and time, so that the movements that are born can give rise to extraordinary illusions of imagination. So not only physical skills that must be mastered but also non-physical skills must be mastered.  The results achieved are a dance film work by focusing on the strength of working on kinetic (movement), attractive power (spectacle) and also working on musical instruments that can support the desired atmosphere.  Keyword: Pagebluk, Eksplorasi, Dance Film.
DIMENSI ESTETIKA KARYA TARI MUNGKARTAGA DALAM MEDIA VIRTUAL Shinda Regina
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1798

Abstract

ABSTRAKKarya Tari Mungkartaga berangkat dari rangsang gagasan yaitu fragmen bunuh diri Dyah Pitaloka dalam Cerita Perang Bubat. Mungkartaga memiliki makna keteguhan untuk berjuang membela harga diri dan harkat martabat masyarakat Sunda. Dyah Pitaloka adalah representasi wanita Sunda yang teguh, berani dan tangguh. Karya Tari Mungkartaga dikategorikan pada tari literer (bertema) dengan tipe tari dramatik. Karya Tari Mungkartaga dipertunjukan dalam media virtual sehingga memiliki dimensi estetika tersendiri untuk menyentuh psikologi apresiator. Dimensi estetika tersebut akan di bedah menggunakan teori estetika instrumental yang digagas oleh A. A. M. Djelantik, bahwa semua benda atau peristiwa kesenian mengandung tiga aspek yang mendasar, yakni; Wujud (appearance), Bobot atau isi (content, substance), dan penampilan atau penyajian (presentation). Dimensi estetika Mungkartaga dalam media virtual berpijak pada fase proses kreativitas yang digagas oleh Alma M. Hawkins. Karya Tari Mungkartaga menyampaikan nilai-nilai perjuangan, keteguhan, keberanian dan heroisme. Kata Kunci: Estetika Tari Mungkartaga, Penciptaan Tari, Tari Virtual. ABSTRACTAesthetic Dimensions Of Mungkartaga Dance In Virtual Media, December 2021. The Dance of Mungkartaga departs from the stimulus of the idea, namely the suicide fragment of Dyah Pitaloka in the Bubat War Story. Mungkartaga has the meaning of determination to fight for the dignity and dignity of the Sundanese people. Dyah Pitaloka is a representation of Sundanese women who are steadfast, brave and tough. Mungkartaga dance works are categorized as literary dance (themed) with a dramatic dance type. Mungkartaga's dance work is performed in virtual media so that it has its own aesthetic dimension to touch the psychology of appreciators. The aesthetic dimension will be analyzed using the instrumental aesthetic theory initiated by A. A. M. Djelantik, that all artistic objects or events contain three basic aspects, namely; Appearance (appearance), weight or content (content, substance), and appearance or presentation (presentation). Mungkartaga's aesthetic dimension in virtual media is based on the creative process phase initiated by Alma M. Hawkins. Mungkartaga dance works convey the values of struggle, determination, courage and heroism. Keywords: Mungkartaga Dance Aesthetics, Dance Creation, Virtual Dance.
TARI ANAK-ANAK PADA PESTA BEDAH BUGEL DI DESA KARYASARI KABUPATEN GARUT Lina Marliana Hidayat; Eti Mulyati
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1785

Abstract

ABSTRAKTari anak-anak  merupakan jenis tari yang menarik untuk dibicarakan, karena melibatkan anak-anak yang disesuaikan dengan tingkatan usianya. Anak-anak Desa Karyasari, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut telah memiliki tari anak-anak Kukudaan, hasil kreasi seorang seniman desa bernama Genta. Tari Kukudaan ini sangat sederhana tetapi disukai oleh anak-anak, terutama anak laki-laki. Kesederhanaan ini menjadi modal kreativitas bersama untuk lebih menarik dipertunjukkan melalui pengemasan baru, baik koreografinya maupun rias busananya. Pengemasan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen ISBI Bandung dari Prodi Tari. Proses pengayaan tari ditambahkan tari untuk anak-anak perempuan, yaitu Tari Tokecang dan Tari Bardin. Kedua tarian ini merupakan hasil kursus tari ISBI Bandung, dengan  memanfaatkan teori Patrice Pavis dan menggunakan metode kualitatif dengan cara penelitian terlibat. Hasil dari penggalian dan pengemasan tersebut, dilatihkan kepada anak-anak Desa Karyasari dan dipertunjukan pada Pesta Bedah Bugel yang disaksikan oleh seluruh masyarakat luas. Pesta Bedah Bugel merupakan pesta menangkap ikan-ikan kecil di muara sungai Ciceleng di dekat Karang Paranje. Kata Kunci: Tari Anak-anak, Kemasan Tari, Bedah Bugel. ABSTRACTChildren Dance At Bugel Surgery Party In Karyasari Village, Garut Regency, December 2021. Children's dance is an interesting type of dance to talk about because it involves children who are adjusted to their age level. The children of Karyasari village, Cibalong sub-district, Garut regency have had the Kukudaan children's dance, created by a village artist named Genta. This Kukudaan dance is very simple but is liked by children, especially boys. This simplicity is the capital of mutual creativity to be more attractive in the show through new packaging, both choreography and fashion makeup.This packaging is part of the community service program carried out by ISBI Bandung lecturers from the Dance study program. The dance enrichment process added dances for girls, namely the Tokecang Dance and the Bardin Dance. These two dances are the result of the ISBI Bandung dance course. Qualitative methods are used by engaging in research and utilizing the theory of Patrice Pavis. The results of the excavation and packaging were trained to the children of the Karyasari village and performed at a Bedah Bugel party which was witnessed by the entire community. The  Bedah Bugel party is a party to catch small fish at estuary of the Ciceleng river near Karang Paranje. Keywords: Children's Dance, Recomposition, Bedah Bugel.
PRODUKSI DANCE FILM “SPECTRUMOTION BANJIR ROB” DALAM PERISTIWA BANJIR DI SAYUNG DEMAK Mentari Isnaini
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.2012

Abstract

ABSTRAKKarya dance film “Spectrumotion Banjir Rob” merupakan inter-pretasi dari ungkapan perasaan, kebiasaan, dan bentuk bertahan hidup yang teraspirasi dari peristiwa banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Kebiasaan yang menjadi budaya baru seperti mencuci kaki, cara manusia beraksi saat banjir, serta bertahan hidup dengan akitivitas dan rutinitas yang terbatas menjadi landasan dalam membuat kekaryaan ini. Pengalaman empiris koreografer diekspresikan dalam pertunjukan tari yang dikemas menjadi film. Proses penggarapan mengacu pada estimasi wujud karya berupa design culture dan pemahaman impact tubuh melalui proses eksperimen dan riset media. Metode penelitian karya ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan pendekatan reseach lead practice, yaitu hasil riset dan observasi mengikuti proses penggarapan atau sebaliknya. Peraturan Pemerintah No.64 tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir menyatakan, bahwa banjir rob termasuk dalam kategori bukan bencana darurat, hal ini menjadi salah satu analisis data mengapa peristiwa banjir rob luput dari perhatian banyak orang dan pemerintah. Tujuan dari hasil proses eksperimen dan riset media karya dance film ini merupakan temuan solusi yang tepat untuk penanggulangan banjir rob, serta kepada pemerintah dapat mengkaji ulang mengenai Peraturan Pemerintah yang telah dibuat.  Kata Kunci: Produksi Film, Dance Film, Spectrumotion Banjir Rob, Banjir Rob, Sayung Demak. ABSTRACTProduction Of The Dance Film “Spectrumotion Flood Rob” In A Flood Event In Sayung Demak, December 2021. The dance work of the film "Spectrumotion Flood Rob" is an interpretation of the expression of feelings,.  habits, and forms of survival inspired by the tidal flood event in Sayung District, Demak Regency. Habits that have become a new culture such as washing feet, the way humans act during floods, and surviving with limited activities and routines are the basis for making this work. The choreographer's empirical experience is expressed in dance performances that are packaged into films. The cultivation process refers to the estimation of the form of the work in the form of design culture and understanding the impact of the body through the process of experimentation and media research. The research method of this work uses a qualitative approach and a research lead practice approach, namely the results of research and observations following the cultivation process or vice versa. Government Regulation No. 64 of 2010 concerning Disaster Mitigation in Coastal Areas states that the tidal flood is included in the category of not an emergency disaster, this is one of the data analysis why the tidal flood event has escaped the attention of many people and the government. The purpose of the results of the experimental process and media research by this dance film is to find the right solution for tidal flood prevention, and for the government to review the Government Regulations that have been made. Keywords: Film Production, Dance film, Spectrumotion Flood Rob, Flood Rob, Sayung Demak. 

Page 1 of 1 | Total Record : 9